THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 10 Januari 2010

jika roda memang berputar

dia lagi. sudah seharian sepertinya dia berada di dalam masjid, masih dengan posisi yang sama. berdo'a. bagus menurutku jika melihat seorang anak kecil terus berada di masjid pada waktunya menunaikan sholat. tapi, dia seperti tinggal di masjid ini. aneh, bukankah seharusnya dia pulang. "kamu, saya perhatikan dari kemarin kamu ada disini. apa kamu tidak punya keluarga yang akan kehilangan kamu? meskipun mereka akan menemukanmu di dalam masjid, saya rasa mereka tetap akan marah."

"maaf pak, justru saya disini untuk meminta agar keluarga saya dikembalikan. ibu saya meninggal seminggu yang lalu dalam proses persalinan adik saya. dan ayah saya, mungkin masih terbaring di kamar. dia mengalami kecelakaan kemarin."

"dan kamu tidak punya keluarga yang lain?"
"tidak! atau mungkin mereka yang tidak menganggap saya keluarga."
"lalu apa yang kamu lakukan disini? bukankah kamu seharusnya merawat bapakmu?? bagaimana bila dia mencarimu. dia pasti khawatir."
"kata suster, bapak tidak akan bangun lagi dalam waktu yang lama. dia koma. dan kalaupun dia bisa sadar, dia akan mengalami lumpuh di kedua tangannya. makanya saya disini dari kemarin. saya berdo'a."

"baiklah, saya juga akan mendoakan bapakmu. agar beliau cepat sembuh."
"jangan pak. do'akan saja agar bapak dapat bertemu ibu secepatnya. saya tidak sanggup jika bapak sembuh. saya cuma seorang anak kecil yang SD saja tidak selesai. apa yang bisa saya lakukan untuk menghidupi seorang bapak yang lumpuh dan adik yang baru berusia seminggu?"
"jadi kamu menyerah? masih banyak yang nasibnya mungkin lebih buruk daripada kamu."
"saya tahu. bahwa roda nasib itu berputar. itu kan maksud bapak? sama seperti roda becak bapak saya, yang terus berputar agar kami bisa hidup. tapi, kata bapak saya, jika hidup memang diibaratkan sebagai sebuah roda, berarti pasti ada pengecualian. roda-roda yang tidak akan bisa terus berputar walau sekeras apapun kita mendorongnya. kata bapak, roda itu adalah roda becak bapak yang diambil paksa oleh para petugas."

"jadi kamu tidak percaya kalau mungkin, suatu saat nanti hidupmu akan berubah?"
"saya percaya, hanya saja.. saya tidak sanggup lagi menunggu untuk saat itu."


"boleh saya bertemu bapakmu?"
"silahkan saja."

ternyata rumah bocah itu lumayan jauh dari masjid berkubah emas tempat dia berdo'a. ketika kutanya kenapa memilih masjid itu sebagai tempat dia berdo'a, yang aku dapat adalah jawaban yang.. jujur dan polos. "saya sering ditanya arah oleh banyak orang yang ingin ke masjid itu. orang-orang yang mengagung-agungkan masjid itu. masjid berkubah emas itu menjadi pilihan orang banyak untuk beribadah, jadi, kenapa saya tidak. toh, saya hanya berdo'a disana. bukan mengikis emas yang ada. saya tidak butuh emas, saya hanya butuh tuhan menjawab do'a saya."

0 komentar: