THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 10 Januari 2010

utk sebuah kenangan aku hidup. . . . "

Aku berjalan menyusuri halaman sekolah, tapi tak ada seorang pun yang memperhatikan diriku. Memang benar, semenjak kejadian itu teman-teman mulai menjauhi diriku dan akupun mulai melihat hal-hal yang tak bisa dilihat manusia pada umumnya. Aku selalu melihat hantu-hantu yang berada di sekolah dan di mana saja, hal itu sempat membuat jiwaku tergoncang tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa akan penglihatan ini. Sejak semua orang mengira bahwa aku yang telah mendorong Peny dari tangga, hingga Peny pergi dari dunia ini tuk selama-lamanya. Tak ada lagi orang yang mau percaya lagi padaku. Betapa menyedihkan diriku ini, mengapa aku selalu di fitnah? Sebenarnya apa yang salah denganku? Padahal kebetulan saja aku berada di tempat kejadian itu! Sudahlah mungkin memang ini takdirku....
***
“Siapa dia? Mengapa sendirian di ruang Lab.IPA? Apa yang sedang ia lakukan? Aneh, mencurigakan. Aku tak pernah melihat dia di sekolah ini. Apa dia anak baru?” kucoba mendekati anak misterius itu, dan bertanya padanya, “Hai, mengapa kau duduk sendirian disini sambil menatap langit-langit?” “Aku sedang berbicara dengan teman-temanku, apa kau mau berkenalan juga?” Apa dia gila disini tidak ada siapa-siapa?! “Ehm....maaf disini khan tidak ada siapa-siapa? memangnya dimana temanmu?” “Oh...iya,mereka baru saja keluar tadi beli makanan. Maaf kamu siapa?” “Aku Izey, anak kelas 2 IPA. Kalau kamu siapa?” “Aku Reynji, tapi panggil saja aku Rey. Oiya,kamu tidak masuk ke kelas? Khan sudah bel masuk berbunyi?!” “Tidak ah! Malas, paling-paling aku tidak dihiraukan lagi dengan manusia-manusia yang berada dikelas itu” ungkap ku dengan nada kesal. “Memangnya ada apa?” “Sudahlah hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan, Rey. Kau anak baru ya...?” “Ya, aku baru pindah seminggu yang lalu. Izey...sebaiknya kau masuk kelas, jika kau merasa tersiksa seperti ini, cobalah cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ungkaplah sebuah kebenaran yang sekarang sedang terselubung dalam benakmu. Karena kau sendirilah kunci dari semua ini.” Apa yang sedang Rey bicarakan? Aku sedikitpun tak paham. Aku rasa jiwanya memang sedang terganggu melebihi diriku yang sedang stress saat ini, dia lebih parah menurutku. “Maksudmu kunci apa?? Kunci inggris, kunci rumah atau kunci mobil? Haha....! Sudahlah jangan bercanda. Aku sendiri saja sudah hampir gila kau masih mengajakku untuk mengocok perut!” “Izey..! Aku serius...! Jika kau tak ingin mencari tahu sendiri, kau akan terjebak dalam masalah ini untuk selama-lamanya. Kau tak ingin mengungkap kebenaran tentang kematian Peny!” Aku terkejut, bagaimana Rey bisa tahu masalah ini. Padahal dia tadi seolah-olah tak tahu tentang peristiwa itu karena ia murid baru. Apakah Rey tadi berbohong dan pura-pura tidak tahu? Apakah Rey sama aja dengan orang-orang disekitarku, yang menganggap aku sebagai pembunuh? “Re.....Rey....., bagaimana kau tahu? Padahal tadi kau seolah-olah tak tahu akan kejadian itu! Kau berbohong padaku, padahal aku telah menanggap bahwa kau berbeda dengan orang-orang itu. Tapi ternyata tidak! Kau sama saja, Rey!” “Bukan begitu, Zey. Aku....aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya kasihan melihatmu terombang-ambing tak tentu seperti ini!” “Apa,maksudmu?! Aku tidak perduli...!” aku berteriak sambil meninggalkan Rey sejauh mungkin. Sampai pada akhirnya aku kembali ke kelas. Aku masuk dan keluar sesuka hatiku, mereka hanya pura-pura tidak melihat. Menyebalkan.
***
Aku tak tahu harus melangkah kemana lagi. Angin yang sepoi-sepoi menyapaku dengan lembut, mengiringiku dalam perjalan pulang ke rumah. Rasanya...., hanya seluruh alam ini yang dapat menyapaku dengan ramah dan merasakan kehadiranku. “Mama...! Aku pulang, aku langsung ke kamar nanti saja makannya.” “Ya...Izey! Hah, kau tadi berbicara ya Chiko?” tanya Mama pada adikku Chiko yang berumur 5 tahun. “Tidak,Ma....ada apa? Mungkin kak Izey baru pulang tadi.” “Oh...iya mungkin saja. Mama terlalu sibuk memasak jadinya mendengar yang tidak-tidak. Izey anakku........” ucap mama dengan tertunduk sedih entah kenapa. Aku menaikki tangga dan langsung menuju ke kamarku dan berganti pakaian. Aku berbaring di tempat tidurku sambil menatap langit-langit kamar. Hari ini rasanya sangat melelahkan, sekolah yang membosankan dan di tambah lagi bertemu orang gila yang bernama Reynji. Sialnya....! Sudahlah aku tidak peduli dengan orang-orang disana. Yang aku pikirkan hanyalah keluargaku yang sangat kusayangi. “Kyaa..........Papa! Filmnya jangan di ganti donk! Itu khan kartun kesukaan Chiko....!” “Ye...gantian donk, masa Chiko terus?! Hahaha...!” “Huh, Chiko sebel…!!” “Ih...ngambek...marah....” “Hahaha...haha....” suara tawa mereka terdengar nyaring sekali di telingaku, aku bahagia tinggal di sini. Aku tak mau meninggalkan mereka semua, walau hanya sesaat. “Izey.....waktunya makan malam sayang...ayo turun!” “Izey, nggak lapar Ma...!” “Ada apa ma?? Mengapa berbicara seperti itu...?” tanya Papa pada Mama. “Oh,iya Mama lupa. Mama sayang Izey....tapi...” “Sudahlah, lupakan dia. Semua orang juga melakukan hal yang sama bukan?”
***
Sekarang aku melihat Rey sedang duduk di pojok ruang Lab.IPA sendirian. Yang lebih parah lagi dia mencoba untuk berbicara dengan tembok!!! Itu sangat mustahil. Mungkin dia memang benar-benar gila?! “Eh, ada Izey! Masuklah aku perkenalkan temanku. Oh,iya lupa sebelumnya aku mau cerita dulu. Nggak apa-apa khan?” “Iya. Mmm....Rey aku minta maaf ya kemarin sudah marah-marah terus teriak-teriak sama kamu padahal aku tahu kamu bermaskud baik. “Hehe...No Problem! Sekarang aku boleh cerita khan? Karena aku ingin kamu mendengarkannya.” “Ya...silakan, Rey.” “Dulu ada seorang gadis kecil yang hidup di sebuah keluarga yang saling menyayangi. Saat ada pesta besar di rumahnya, banyak sekali orang yang datang. Tapi anak itu merasa tak di perdulikan oleh siapapun, bahkan oleh keluarganya. Si gadis kecil berkeliling di seluruh penjuru rumahnya mencari seseorang yang bisa merasakan kehadirannya tapi dia tak menemukan siapapun. Pada akhirnya ada seeorang yang tahu akan kesedihan anak itu. Dia bertanya pada gadis kecil itu, kenapa bersedih? Dan dia menjawab sambil menangis bahwa semua orang telah melupakannya. Setelah tahu apa yang dimaksud anak kecil itu orang tersebut mengajaknya ke sebuah ruangan yang terdapat foto diri gadis kecil tersebut. Disana...ayah, ibu dan saudara-saudaranya menangis di depan fotonya. Sekarang kau tahu apa yang ku maksudkan nak? Kau harus menerima kenyataan ini. Bahwa kau telah tiada karena sebuah kecelakaan mobil yang telah merenggut nyawamu. Gadis kecil itu menitikan air mata kemudian secara perlahan menghilang dari dunia ini, untuk selama-lamanya. Di dunia ini terkadang masih banyak yang merasa dia masih hidup bersama orang-orang di sekelilingnya padahal dia telah tiada. Nah, Izey kau tahu apa yang ku maksud dalam ceritaku tadi?” “Tidak tau, memangnya penting?” “Dasar...! Ya,udah gini aja. Ku beri teka-teki kalau kamu tahu arti atau maksud ceritaku tadi kau akan kuberi hadiah yang sangat istimewa. “Tau ah, lagi malas untuk berpikir.Oh, iya....mana temanmu itu?” “Kau ini...!” “Mana...mana?!!” “Tepat di depanmu,Izey!” “Kau gila ya...depanku khan tembok?! Kau pikir aku bodoh apa!” “Ok! Sekarang pegang tanganku, lalu pejamkan matamu. Kalau aku belum bilang buka, kamu jangan buka dulu ya…” “What? Kau mau apa?! Jangan melakukan hal yang tidak-tidak!” “Memangnya aku mau apa?! Dasar bodoh!! Sudah ikuti saja.” Saat Rey menyuruhku untuk memejamkan mata, seketika itu pula aku merasakan ada hawa yang aneh. Aku merasa ada kekuatan yang dahsyat yang tak pernah kuduga sebelumnya. Angin misterius meliputi ku, kemudian merasuk kedalam tubuhku. Kurasakan jantungku berhenti berdetak. “Buka!” “Waaa…...!! Apa itu?! Rey, kenapa tiba-tiba ada orang di sini pake baju putih lagi?? Ih…serem!!” aku sangat terkejut, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang sangat cantik berdiri di depanku mengenakan gaun putih. “Dia Carolyn, temanku. Maaf Izey aku harus mengatakannya sekarang. Sebelum semuanya terlambat dan sebelum dunia ini berakhir. Hehe…aku terlalu mendramatisir yach?!” “Rey, kau ngomong apaan sih? Nggak ngerti deh. Suasana kayak gini masih bisa bercanda, cepat katakan apa maksudmu??” “Kau tahu siapa dirimu itu sebenarnya?” “Aku Izey khan?! Memangnya mau siapa lagi?” “Aku ingin tahu nama lengkapmu, Izey?” “Ow…nama lengkapku. Peny Ashlan Izey, benar khan?! Peny…...?? Peny......??” “Emm….sebenarnya kaulah Peny! Kau telah tiada Izey…terimalah kenyataan itu, makanya di dunia ini tak ada yang memperhatikanmu dan merasakan kehadiranmu. Sama seperti kisah gadis kecil tadi. Aku tahu mengapa kau tak mau meninggalkan dunia ini. Itu karena kau masih sayang dengan keluargamu dan orang-orang di sekitarmu. Zey…, kembalilah. Jangan kau siksa dirimu sendiri, pahamilah itu.” Tak terasa aku menitikan air mata, aku terisak-isak sedih mendengar kenyataan itu. “Tidak! Tidak! itu bohong. Kau berbohong padaku Rey...kau berbohong...hiks....hiks...” “Izey.....ikutlah denganku. Aku akan mengantarmu sampai tujuan.” ungkap Carolyn lembut. “Maafkan aku Izey....maafkan aku. Tapi ini sudah saatnya.” “Hiks...hiks.....sudahlah tidak apa-apa ini memang harus terjadi. Justru aku yang harus berterima kasih padamu Rey. Kau telah menyadarkan aku dari kekosongan dan kehampaanku di dunia nyata ini. Kini aku tahu mengapa aku bisa melihat hantu-hantu di sekolah, karena aku sebenarnya juga salah satu di antara mereka.” aku tertunduk sedih tak tahu lagi apa yang harus ku lakukan. “Izey........” “Rey, aku mengerti mengapa kau melakukan ini. Karena kau adalah orang terpilih, orang yang membantu dan menolong makhluk-makhluk sepertiku yang tersesat di dunia, yang sebenarnya ingin kembali ke alamnya tetapi tak bisa karena masih mempunyai urusan di dunia ini. Itu tugasmu Rey, aku bangga padamu. Aku pasti akan sangat merindukanmu dan tak akan melupakan kebaikanmu selama ini. Selamat tinggal Rey....Terima kasih.” “Selamat tinggal Izey, ilusi duniaku yang fana.” Secara perlahan aku menghilang dari dunia ini diikuti angin dan asap putih yang menyelimutiku. Dan aku tak akan pernah muncul lagi. Untuk....selamanya.

0 komentar: